Fenomena batu akik dalam beberapa tahun terakhir membawa dampak positif bagi masyarakat Trenggalek, Jawa Timur. 

Dampak nilai ekonomi itu tidak hanya dirasakan para penambang, tapi juga para pengrajin batu mulia di Kabupaten yang terletak di posisir selatan pulau Jawa itu.

Mochammad Nur Arifin, seorang pengusaha muda, yang berhasil memompa semangat warga Trenggalek hingga di kampung-kampung untuk menangkap peluang tersebut.

"Saya tidak menyangka betapa dahsyatnya akik, hingga warga berduyun-duyun turun ke sungai untuk mengais batu mulia. Di sudut-sudut kampung mulai banyak orang membuka jasa perbaikan akik hingga penjual aksesoris batu mulia," ujarnya, kepada VIVA.co.id, usai membuka pameran batu akik di Stadion Trenggalek, Sabtu malam 6 Juni 2015.

Tekad Arifin untuk mendongkrak perekonomian warga melalui 'tren akik' ini, karena Trenggalek merupakan penghasil aneka ragam batu akik yang selama ini populer. 

Hanya saja, dalam setiap pameran batu mulia itu tidak pernah dikenal batu asal Trenggalek.

"Saya pernah ke Rawa Bening, Jakarta, banyak batu asal Trenggalek tapi diakui dari daerah lain. Ini memprihatinkan," ungkapnya.

Dari diskusi dengan para pegiat batu akik, Arifin menemukan kesimpulan bahwa selama ini para pembeli tidak pernah membeli batu dari penambang, melainkan dari tengkulak. 

Akhirnya mereka tidak mengerti jika selama ini batu batu itu sebenarnya berasal dari pelosok desa di Kabupaten Trenggalek.

"Saya berinisiatif untuk membentuk tim untuk memetakan potensi batu akik," katanya.

Dia menuturkan, akhirnya dari tim tersebut terbentuklah asosiasi perajin batu mulia Trenggalek (Asperbamut). Dari asosiasi ini kemudian terbit katalog batu akik khusus Trenggalek dan bisa mengikuti pameran-pameran batu di seluruh daerah di Jawa Timur.

"Ini momentum mempromosikan Trenggalek hingga di kancah nasional, bahkan internasional," harapnya.

Tidak hanya itu, Arifin juga pernah melibatkan seorang peneliti dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), untuk melakukan riset geologi di kabupaten di pesisir selatan Jawa Timur itu sejak 1995. 

Dalam riset tersebut, peneliti menemukan 1.850 jenis batu alam di Trenggalek. 

"Ini bukti bahwa di Trenggalek, menyimpan potensi mineral yang luar biasa untuk dikembangkan," ujarnya.

Melalui festival batu akik yang sudah beberapa kali digelar itu, dia berharap, akan menggairahkan pasar batu mulia di Trenggalek, dan khususnya akan lebih menguatkan "brand" batu akik khas daerah pegunungan Pantai selatan Jawa itu.

Festival yang digelar hingga Minggu 7 Juni 2015 di area parkir Stadion Manak Sopal Trenggalek itu memamerkan beragam jenis batu akik khas Trenggalek dan daerah lain sekitar Trenggalek. 

Selain batu akik, juga dijual dan dipamerkan bongkahan batu alam dengan berbagai jenis dan corak.

Adapun macam macam batu Trenggalek antara lain adalah kecubung karang, panca warna, badar lumut, badar besi, chalsedon, blue opal, lavender, wulung, amber, jasper, agate, onyx, jade, dan pirit.
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :