Benda purbakala terbuat dari emas koleksi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, memiliki keunikan dan keistimewaan sendiri. Kepala BPCB Trowulan Aris Soviyani mengatakan, selain bentuknya yang unik dan langka, fungsi dari benda tersebut juga sangat istimewa dan bukan hanya sebagai hiasan.
“Rata-rata bentuknya sangat tipis seperti kertas, tapi terbuat dari emas,” kata Aris, Jumat, 5 Juni 2015. Ada 218 benda dari 60 jenis. Benda-benda tersebut merupakan hasil temuan selama 1977 hingga 2011 di seluruh wilayah Jawa Timur. Sebagian besar peninggalan masyarakat zaman Kerajaan Majapahit yang ditemukan di Trowulan, Mojokerto. Namun ada juga yang diduga digunakan sebelum masa Majapahit.

Tim arkeolog BPCB Trowulan belum bisa memastikan apakah benda yang ditemukan di bekas pusat kota Kerajaan Majapahit di Trowulan tersebut dibuat di Trowulan atau dari daerah lain. “Kami belum tahu apakah dulu dibuat di Trowulan atau dari luar Mojokerto,” ujar Aris.

Benda-benda bersejarah dan tak ternilai harganya itu sempat diperlihatkan kepada wartawan. Benda-benda yang terbuat dari emas tersebut di antaranya cincin, tusuk sanggul, rantai untuk pinggang, selempang dada, serta miniatur dewa, hewan, dan bunga dalam mitologi Hindu dan Buddha. Selain benda dari emas, benda purbakala dari batu mulia juga ditemukan, seperti batu akik dan miniatur patung Buddha. 

Miniatur hewan dari emas itu di antaranya bergambar kura-kura, naga, dan gajah. Sedangkan miniatur bunga dari emas yang juga jadi koleksi berharga adalah bunga teratai. “Bunga teratai dari emas dan miniatur patung Buddha ini ditemukan di Banyuwangi,” tutur Aris. 

Dalam mitologi Hindu dan Buddha, bunga teratai melambangkan kesempurnaan hidup dengan kemurnian jiwa dan pikiran. Bunga teratai bisa muncul dari kolam yang kotor dan berlumpur tapi tidak tersentuh kotoran tersebut. 

Temuan lain yang juga istimewa adalah pripih atau kotak dari batu yang biasa diletakkan di area candi. “Uniknya, pripih yang kami temukan di Trenggalek ini ditemukan di dinding candi sebelah barat dan berisi simbol sembilan dewa, yang di tengahnya terdapat Lingga Yoni dari emas,” ucap Aris. Padahal biasanya pripih terletak di dalam sumuran di tengah candi yang melambangkan keseimbangan alam. 

Staf Kelompok Kerja Dokumentasi BPCB Trowulan, Rizki Susanti, mengatakan kebanyakan benda purbakala dari emas tersebut digunakan untuk keperluan ritual keagamaan, baik dalam agama Hindu maupun Buddha. “Misalnya selempang emas untuk di dada itu biasa digunakan dalam ritual keagamaan,” katanya.

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :